Migran Sektor Informal dan Reproduksi Ruang Sosial Kota Menengah di Perbatasan Indonesia

Authors

  • Aenal Fuad Adam Universitas Musamus
  • Mohamad Ilham Universitas Musamus

DOI:

https://doi.org/10.52423/neoresjurnal.v4i2.82

Keywords:

Modal sosial, Modal Ekonomi, Migran, Informal Ekonomi

Abstract

Fenomena sektor informal diibaratkan sebagai lingkaran setan yang menerpa daerah perkotaan. Ada stigma negatif yang memposisikan kelompok sektor informal sebagai kaum pinggiran kota yang acapkali menjadi objek kekuasaan pemerintah daerah. Penyebabnya adalah sektor informal dipandang sebagai kelompok ekonomi informal yang kurang memiliki prospek dan tidak dapat berkembang dalam pranata ekonomi. Selain itu, sektor informal bekerja hanya mempertahankan subsistensi dan lemah pada akses informasi serta sulit menjangkau teknologi. Hal ini acapkali kegiatan sektor informal terhadang oleh represif pemerintah karena dapat mengganggu kebijakan serta menghambat modernisasi dan pertumbuhan pembangunan daerah.  Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana perjuangan migran di sektor informal dalam ruang – ruang ekonomi baik publik maupun privat seperti di arena sosial ekonomi. Secara metodologis, makalah menggunakan penelitian kualitatif untuk menganalisis data yang tertulis dengan para informan di kota Merauke. Temuan menguraikan bahwa para migran di sektor informal bertarung di arena ekonomi melalui modal sosial dan modal budaya sebagai basis ekonomi dalam merebut ruang ekonomi di kota Merauke. Dengan demikian, modal sosial dan modal ekonomi di reproduksi sebagai modalitas yang dipertaruhkan di arena ekonomi untuk mencapai eksistensi di sektor Informal.

References

Banda, M. M. (2016). Teori Modal dalam Pewarisan Tradisi Lisan. In Prosiding Seminar Nasional: Sastra, Budaya, dan Perubosial. lppm@petra.ac.id

Banerjee, A. V., & Duflo, E. (2008). What is middle class about the middle classes around the world? Journal of Economic Perspectives, 22(2), 3–28. https://doi.org/10.1257/jep.22.2.3

Barro, R. (1996). Determinants of Economic Growth: A Cross-Country Empirical Study. In NBER Working Paper 5698.

Barro, R. J. (1996). Determinants Of Economic Growth: A Cross-Country Empirical Study. In NBER Working Paper 5698 (Vol. 66, Issue August).

Birdsall, N., C., G., & Pettinato, S. (2000). Stuck in Tunnel: Is Globalization Muddling the Middle? In Brooking Working Paper 14.

Bourdieu, P. (1984). Distinctions: A Sosial Critique of the Judgment of Taste. Harvard University Press.

Bourdieu, P. (1993). Language and Symbolic Power. In SubStance (Vol. 22, Issue 2/3). Polity Press. https://doi.org/10.2307/3685295

Bourdieu, P., & Passeron, J. C. (1990). Reproduction in education, society and culture. SAGE Publications Inc.

BPS. (2020). BPS Papua.

BPS Indonesia. (2020). Angka Kemiskinan Tertinggi Ada di Papua dan Maluku. Katadata.Co.Id, September 2019, 2020.

Darmaji, A. (2018). Kelas Menengah Santri Dan Proses Demokratisasi di Indonesia. Refleksi, 17(1), 1–22. https://doi.org/10.15408/ref.v17i1.10195

Easterly, W. (2001). The Middle Class Consensus and Economic Development. Journal of Economic Growth, 4(6), 317 – 336. https://doi.org/10.1023/A:1012786330095

Fashri, F. (2014). Pierre Bourdieu Menyingkap kuasa simbol (cet. 1, 20). JALASUTRA.

Garrity, P., & Martin, C. (2018). Developing a microfinance model to break the cycle of poverty. Business Horizons, 61(6), 937–947. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.bushor.2018.07.002

Hidayat. (1978). Peranan Sektor Informal dalam Perekonomian Indonesia. Economics and Finance in Indonesia, 26, 415–445.

Horton, P. B., & Chester L. Hunt. (1992). Sosiologi Jilid 2. Erlangga.

Jati, W. R. (2016a). Peran Kelas Menengah Dalam Politik Indonesia : Sebuah Catatan Singkat.

Jati, W. R. (2016b). Rekonfigurasi Politik Kelas Menengah Indonesia. Masyarakat Indonesia, 41(2), 219–226. https://doi.org/10.14203/JMI.V41I2.257

Jati, W. R. (2017a). Aktivisme Kelas Menengah Berbasis Media Sosial: Munculnya Relawan dalam Pemilu 2014. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 20(2), 147. https://doi.org/10.22146/jsp.24795

Jati, W. R. (2017b). Indonesia Understanding Indonesian Middle Class As Democracy. Jurnal Penelitian Politik, 14(1), 17–29. https://doi.org/10.14203/jpp.v14i1.694

kontan.co.id. (2020). Bank Dunia: Ada 115 juta penduduk Indonesia berpotensi Jadi Kelas Menengah. Nasional.Kontan.Co.Id.

Muin, I. (2004). Sosiologi (Erlangga (ed.)).

Narwoko, J. D., & Suyatno, B. (2013). Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Fajar Iterpratama Mandiri.

Nazara, S. (2010). Informal Economy in Indonesia: Size, Composition, dan Evolution. In International Labour Organization. http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/publication/wcms_145402.pdf

Ningrum, V., & Putri, Adhi Intan Perdana Ekaputri, A. D. (2014). Pola Pengeluaran Dan Gaya Hidup Penduduk Muda Kelas Menengah: Studi Empiris Perkotaan Di Jabodetabek. Jurnal Kependudukan Indonesia, 9(2), 95–106.

Nizar, M. A. (2015). Middle Class and Its Implications for the Indonesian. Munich Personal RePEc Archive, 98471, 3. https://mpra.ub.uni-muenchen.de/98471/

Pitirin A. Sorokin. (1998). Social Stratification. Harper & Row.

Portes, A., & Haller, W. (2005). The Informal Economy. In Handbook of Economic Sociology (Issue December, pp. 403–425).

Putra, A. P. (2017). Strategi Pedagang Pasar Malam. Sosiatri-Sosiologi, 5(2), 41–55.

Rachbini, D. J. (1991). Dimensi Ekonomi dan Politik Pada Sektor Informal. Prisma Majalah Kajian Ekonomi Dan Sosial, 3–12.

Ritzer, G., & Coleman, D. J. (2005). Teori Sosiologi Modern. Kencana Prenada Media Group.

Rosana Ellya. (2015). Modernisasi Dalam Perspektif Perubahan Sosial. Al - Adyan: Jurnal Studi Lintas Agama, 10(1), 67–82.

Sarmita, I. M., & Simamora, A. H. (2019). Karakteristik Sosial Ekonomi Dan Tipologi Migrasi Migran Asal Jawa Di Kuta Selatan-Bali. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial, 4(2), 135–143. https://doi.org/10.23887/jiis.v4i2.16528

Suara Merauke. (2022). Per Juli 2022 , Realisasi PAD Kabupaten Merauke Sudah Mencapai 75 , 64 Persen. 9–13.

Suyanto, B., Sugihartati, R., Hidayat, M., & Subiakto, H. (2019). Global vs. local: lifestyle and consumption behaviour among the urban middle class in East Java, Indonesia. South East Asia Research, 27(4), 398–417. https://doi.org/10.1080/0967828X.2019.1703557

Syahril. (2014). Arena Cultural Production Symbolic and Violence ( Analysis of Novel Banat al- Riyadh Pierre Bourdieu Sociology Perspective ). Jurnal Ilmiah Peuradeun, II(Januari), 75–92.

Tanter, R., & Young, K. (2018). Pendahuluan. In A. W. A. Ermando & E. N. I. Subono (Eds.), Politik Kelas Menengah Indonesia (pp. 1–18). LP3ES.

Triwidodo, M., & HIdayat, A. (1991). Sektor Informal : Permasalahan dan Harapan. 75–82.

van Klinken, G., & Berenschot, W. (2016). In Search Of Middle Indonesia : Kelas Menengah Di Kota-Kota Menengah.

Wihardja, M. M., & Cunningham, W. (2021). Pathways to Middle-Class Jobs in Indonesia. In Pathways to Middle-Class Jobs in Indonesia (Issue June). https://doi.org/10.1596/35848

Downloads

Published

2023-06-02

How to Cite

Adam, A. F., & Ilham, M. (2023). Migran Sektor Informal dan Reproduksi Ruang Sosial Kota Menengah di Perbatasan Indonesia . NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 4(2), 432–444. https://doi.org/10.52423/neoresjurnal.v4i2.82

Issue

Section

Articles