Pergulatan Sejarah, Ekonomi, Agama dan Politik dalam Pembentukan Kekerasan Simbolik terhadap Keterwakilan Perempuan di Desa Tabanio

Authors

  • Noviana Universitas Lambung Mangkurat
  • Siti Mauliana Hairini Universitas Lambung Mangkurat
  • Pathurrahman Universitas Lambung Mangkurat
  • M. Syarif Hidayat Universitas Lambung Mangkurat

DOI:

https://doi.org/10.52423/neores.v4i2.28

Keywords:

Kekerasan Simbolik, Perempuan, Pesisir

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pergulatan berbagai faktor dalam melahirkan kekerasan simbolik terhadap perwakilan politik perempuan di desa pesisir. Perempuan di Tabanio memiliki eksistensi politik yang sangat minim sehingga berdampak pada kebijakan pemerintah desa. Penelitian ini menemukan tiga faktor dalam pembentukan kekerasan simbolik yang bersifat saling terintegrasi untuk memperkuat maskulinitas sebagai kekerasan simbolik pada perempuan. Faktor pertama, Tabanio memiliki begitu banyak sejarah tentang kepahlawanan laki-laki yang dapat digunakan sebagai reproduksi kekerasan budaya. Faktor kedua, ekonomi di sektor swasta dan tokoh agama seperti Habib turut memperkuat pemisahan antara laki-laki dan perempuan serta melahirkan reproduksi kekerasan sosial. Faktor pembentukan terakhir adalah reproduksi kekerasan politik yang diciptakan pada BPD (Badan Permusyawaratan Desa) sebagai lembaga politik formal yang semakin menajamkan pengasingan perempuan dalam keterwakilan politik Pemerintahan Desa. Keseluruhan faktor tersebut menjadi lapisan-lapisan yang Bersatu padu dalam melegitimasi struktur dominasi terhadap politik perempuan di wilayah pesisir.

References

Appelrouth, S., & Edles Laura Desfor. (2021). Classical & Contemporary Sociological Theory. SAGE.

Apriati, Y. (2018). PERAN GENDER DALAM KEHIDUPAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI DESA TABANIO KECAMATAN TAKISUNG KABUPATEN TANAH LAUT KALIMANTAN SELATAN. In repo.

Azhar Firdausi, I., Malik, A., & Sururi, A. (2021). Social Construction of Women Fishermen in Sococultural Patterns and Relationships in Coastal area Karangantu Serang Banten. Titian: Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 05(No. 2), 172–183. https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian

Bourdieu, P., & Passeron, J.-Claude. (1990). Reproduction in education, society and culture. Sage.

bpcbkaltim. (2018, April 3). Keberadaan Benteng Tabanio, Kecamatan Takisung, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN.

Bupati Tanah Laut. (2020). Peraturan Bupati Tanah Laut Nomor 122 Tahun 2020.

Chris Jenks. (1993). Culture (Konsep Budaya) (Arie Setyaningrum & Novi Kurnia, Eds.). Routledge.

Creswell, J. W. (2007). Second Edition, Qualitative Inquiry & Research Design (Choosing Among Five Approaches) (second edition). Sage Publications Ltd.

Dorothy Denneen Volo, J. M. V. (2001). Daily Life in the Age of Sail. Greenwood. http://publisher.abc-clio.com/9781573566872

Elliot B. Weininger. (2005). CHAPTER 4. PIERRE BOURDIEU ON SOCIAL CLASS AND SYMBOLIC VIOLENCE. Cambridge University Press.

Fahmi. (2018, August 2). Desa Tabanio “Kampung Pelarian Pangeran Muda Kerajaan Banjar.” Kompasiana.

Garrett, P. M. (2007). Making social work more Bourdieusian: why the social professions should critically engage with the work of Pierre Bourdieu. European Journal of Social Work, 10(2), 225–243. https://doi.org/10.1080/13691450701318010

Harper, S., Zeller, D., Hauzer, M., Pauly, D., & Sumaila, U. R. (2013). Women and fisheries: Contribution to food security and local economies. Marine Policy, 39(1), 56–63. https://doi.org/10.1016/j.marpol.2012.10.018

Jenkins, R., Bourdieu, P., & Nice, R. (1993). The Logic of Practice. Man, 28(3), 617. https://doi.org/10.2307/2804264

Kristiyanti Mariana. (2016). Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai Melalui Pendekatan Iczm (Integrated Coastal Zone Management). Unisbank Semarang, 2, 752–760.

M. Albar Robbani Barot Isrofil, & Indria Liestyasari, N. (2015). Peran Sosial Habib dalam Komunitas Sosial (Studi Kasus Majelis Ilmu & Dzikir Ar-Raudhah Surakarta). Sosialitas; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant, 5(2).

MacNeil, A., & Ghosh, S. (2017). Gender imbalance in the maritime industry: Impediments, initiatives and recommendations. Australian Journal of Maritime and Ocean Affairs, 9(1), 42–55. https://doi.org/10.1080/18366503.2016.1271262

Maliniak, D., Oakes, A., Peterson, S., & Tierney, M. J. (2008). Women in International Relations. In Politics and Gender (Vol. 4, Issue 1, pp. 122–144). https://doi.org/10.1017/S1743923X08000068

Mansyur. (2021, March 21). Jejak Awal Sejarah Tabanio. Maknanews.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa, (2016).

PP Nomor 43 Tahun 2014. (n.d.).

Syahril, S. (2014). Arena Produksi Kultural Dan Kekerasan Simbolik.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa. (2014).

Downloads

Published

2023-06-02

How to Cite

Sari, N., Hairini, S. M., Pathurrahman, & M. Syarif Hidayat. (2023). Pergulatan Sejarah, Ekonomi, Agama dan Politik dalam Pembentukan Kekerasan Simbolik terhadap Keterwakilan Perempuan di Desa Tabanio. NeoRespublica : Jurnal Ilmu Pemerintahan, 4(2), 258–271. https://doi.org/10.52423/neores.v4i2.28

Issue

Section

Articles